Kamis, 08 November 2012

Hati-hati dengan Kata-Kata

oleh Tata Sutarya pada 10 Oktober 2012 pukul 18:22 
·

Seorang Doktor berkebangsaan Jepang bernama Masaro Emoto meneliti perilaku air yang diabadikan dalam bukunya The True Power Of Water.  Hasil  penemuannya menunjukkan bahwa ada perbedaan yang mencolok antara air yang diberi perlakuan dengan kata-kata negative dengan perlakuan kata-kata positif.  Air yang diperlakukan dengan kata-kata negative seperti : bodoh, pengecut, jelek, gagal menghasilkan kristal air yang rusak dari sisi bentuk dan menjadi tidak menyehatkan untuk tubuh.  Sedangkan jika dikasih kata-kata positif seperti : Indah, sukses, senang, hebat maka Kristal air akan terbentuk begitu indah dan beraturan.
Penelitian ini sesungguhnya menjelaskan kepada kita bahwa seluruh unsur alam yang mengandung air baik manusia, hewan, tumbuhan, bahkan bebatuan dan tanah sekalipun akan sangat terpengaruh oleh kata-kata yang diucapkan oleh manusia.  Seandainya seseorang berkata-kata kotor maka apa pun yang berada di dekatnya akan terpengharuh kotor sesuai kata-kata yang diucapkan.
Kata ''bodoh'', ''nakal'', ''cengeng'', dan lain-lain sering terucap dari bibir orang tua kepada anaknya.  Hal ini tentu akan berpengaruh kepada anak.  Kita sering menemukan anak-anak yang dibesarkan bersama orang tua yang terbiasa dengan kata-kata negative alhasil membentuk pemuda-pemuda malas, pesimis, kerdil dan seterusnya.  Namun kita pun sering kagum dengan beberapa sosok pemuda yang optimis, pekerja keras, dan berjiwa besar setelah ditelusuri karena memang mereka hasil bimbingan orang tua yang bijaksana dan selalu positif dalam bertutur kata.
Terkadang juga dengan tidak sadar kita berkata-kata negative di depan orang disekitar kita atau tanaman dan hewan.  Alhasil tanpa disadari, orang-orang di sekeliling kita menjadi tidak nyaman dengan kita, tanaman dan hewan menjadi tidak tumbuh dengan baik.  Pernah seorang ibu bercerita tentang pengalamannya memelihara sapi dan beberapa tanaman buah-buahan di rumahnya. Ia senantiasa mengajak bicara dengan riangnya terhadap sapi dan tanaman buah yang ia sirami dan kasih makan setiap hari. Tanpa sadar sapinya tumbuh dengan begitu pesat walau  jika dibandingkan dengan sapi-sapi bukan miliknya pakanya tidak lebih baik.  Tanamannya berbuah lebat walau perlakuan  pupuk seadanya.
Jadi hati-hatilah dengan kata-kata.  Apa lagi jika kata-kata diucapkan dari hati dengan penuh perasaan.  Lihatlah sebuah kenyataan akhir-akhir ini di dunia selebritis.  Ada yang begitu menjiwai ketika menyanyikan lagu cengeng, akibatnya benar-benar kejadian hidupnya selalu dirundung susah.  Ada juga yang menyanyikan lagu kerinduannya pada kawan lama dan  berujung pada perceraian dan menikah kembali dengan kawan lama.  Na’udzubiillah, ini sebuah kenyataan  akibat kata-kata.
Mungkin inilah rahasia sabda Rasulullah yang menegaskan bahwa kata-kata adalah cerminan iman seseorang : ''Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia mengucapkan kata-kata baik atau diam.''  Atau hadits lain yang melarang untuk marah-marah karena marah akan berakibat pada kenistaan : “ Janganlah kau  marah maka bagi mu surga”.  Atau sebuah firman Allah yang sangat kita kenal : ''Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada kedua orang tua perkataan ''ah' dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.'' (QS Al-Isra': 23).  Sebuah gambaran betapa dahsyatnya pengaruh kata-kata orang tua kepada anaknya.  Jangan samapai orang tua tersakiti sehingga berkata ah saja jangan samapi.  Murkanya orang tua akibat kata-kata sakit dari anaknya sungguh berbahaya terhadap kehidupan anaka di dunia dan bahkan di akherat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar