Kamis, 08 November 2012

SEBERAPA KUATKAH IMPIAN ANDA?

oleh Tata Sutarya pada 28 September 2012 pukul 23:55 ·


Sering kita menyepelekan yang namanya impian.  Mungkin karena orang yang memiliki impian biasanya diidentikkan dengan penghayal yang konotasinya selalu buruk.  Padahal sebenarnya mereka yang berani bermimpi besar mencirikan punya jiwa optimis, Berbeda dengan mereka yang bermimpi saja tidak berani. Belum lagi bila kita melihat cerita dari orang-orang sukses, mereka adalah para pemimpi. Jauh sebelum menuai kesuksesannya mereka sudah merancang impian yang terkadang tidak masuk di akal orang lain.

Ibarat wanita cantik yang diidam-idamkan si pemimpi akan berupaya keras meraih wanita idamannya.  Ia akan bekerja keras menembus jarak dan waktu.  Tidak peduli jaraknya yang begitu jauh ataupun harus menunggu begitu lama, asalkan impiannya terwujud. Bahkan semua yang dimilikinya ia korbankan demi impiannya. Begitu kuatnya impian sampai menyedot semua tenaga dan fikiran manusia.

Seperti apakah impian yang kuat yang bisa membuat otak selalu berputar, tangan dan kaki selalu melangkah, bibir dan lisan selalu bergetar, dan seluruh anggota tubuh selalu ingin bersimpuh dihadap-Nya ketika harapan akan mimpi itu semakin kuat mewujud ?.

Ada ayat yang menarik untuk diangkat disini. Ketika Allah menggambarkan Surga sebagai impian kaum beriman, Allah menggambarkan sebagi berikut :
“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya. (QS.2:25)

Dalam ayat di atas Allah mengajarkan kepada kita bahwa impian itu harus bisa divisualisasikan seolah-olah nyata dalam kehidupan.  Allah menggambarkan surga dalam tiga jenis visualisasi berupa : 1) sungai-sungai, 2) buah-buahan dan 3) istri-istri.  Keindahan sungai terletak pada gemiricik airnya. Keindahan buah-buahan terletak pada pandangan warna warni dan ranumnya.  Sedangkan keindahan seorang istri terletak pada bergetarnya rasa dalam hati ketika berdekatan dengannya.  Sehingga ada tiga visualisasi dalam hal ini yaitu Pendengaran (gemricik aliran sungai), Penglihatan (ranumnya buah-buahan) dan Perasaan (keindahan seorang istri).

Jadi impian yang kuat itu adalah impian yang bisa kita rasakan begitu kuat dalam diri kita sampai seolah-olah kita bisa mendengar suara-suara yang terjadi dalam impian kita, bisa juga seolah terlihat begitu jelas warna dan bentuk gambarannya bahkan bisa dengan jelas dirasakan getaran kesenangan dan suka citanya ketika impian itu terwujud.  Sehingga jika impian kita sampai bisa sedemikian rupa maka ia akan benar-benar bisa terwujud lebih mudah.
Dan begitulah seharusnya kita berdo’a memohon kepada Allah.  Selain dengan kesungguhan dan etika berdo’a yang benar juga perlu dibantu dengan visualisasi yang nyata dan detile

Selamat mencoba memvisualisasikan impian-impiannya

Hati-hati dengan Kata-Kata

oleh Tata Sutarya pada 10 Oktober 2012 pukul 18:22 
·

Seorang Doktor berkebangsaan Jepang bernama Masaro Emoto meneliti perilaku air yang diabadikan dalam bukunya The True Power Of Water.  Hasil  penemuannya menunjukkan bahwa ada perbedaan yang mencolok antara air yang diberi perlakuan dengan kata-kata negative dengan perlakuan kata-kata positif.  Air yang diperlakukan dengan kata-kata negative seperti : bodoh, pengecut, jelek, gagal menghasilkan kristal air yang rusak dari sisi bentuk dan menjadi tidak menyehatkan untuk tubuh.  Sedangkan jika dikasih kata-kata positif seperti : Indah, sukses, senang, hebat maka Kristal air akan terbentuk begitu indah dan beraturan.
Penelitian ini sesungguhnya menjelaskan kepada kita bahwa seluruh unsur alam yang mengandung air baik manusia, hewan, tumbuhan, bahkan bebatuan dan tanah sekalipun akan sangat terpengaruh oleh kata-kata yang diucapkan oleh manusia.  Seandainya seseorang berkata-kata kotor maka apa pun yang berada di dekatnya akan terpengharuh kotor sesuai kata-kata yang diucapkan.
Kata ''bodoh'', ''nakal'', ''cengeng'', dan lain-lain sering terucap dari bibir orang tua kepada anaknya.  Hal ini tentu akan berpengaruh kepada anak.  Kita sering menemukan anak-anak yang dibesarkan bersama orang tua yang terbiasa dengan kata-kata negative alhasil membentuk pemuda-pemuda malas, pesimis, kerdil dan seterusnya.  Namun kita pun sering kagum dengan beberapa sosok pemuda yang optimis, pekerja keras, dan berjiwa besar setelah ditelusuri karena memang mereka hasil bimbingan orang tua yang bijaksana dan selalu positif dalam bertutur kata.
Terkadang juga dengan tidak sadar kita berkata-kata negative di depan orang disekitar kita atau tanaman dan hewan.  Alhasil tanpa disadari, orang-orang di sekeliling kita menjadi tidak nyaman dengan kita, tanaman dan hewan menjadi tidak tumbuh dengan baik.  Pernah seorang ibu bercerita tentang pengalamannya memelihara sapi dan beberapa tanaman buah-buahan di rumahnya. Ia senantiasa mengajak bicara dengan riangnya terhadap sapi dan tanaman buah yang ia sirami dan kasih makan setiap hari. Tanpa sadar sapinya tumbuh dengan begitu pesat walau  jika dibandingkan dengan sapi-sapi bukan miliknya pakanya tidak lebih baik.  Tanamannya berbuah lebat walau perlakuan  pupuk seadanya.
Jadi hati-hatilah dengan kata-kata.  Apa lagi jika kata-kata diucapkan dari hati dengan penuh perasaan.  Lihatlah sebuah kenyataan akhir-akhir ini di dunia selebritis.  Ada yang begitu menjiwai ketika menyanyikan lagu cengeng, akibatnya benar-benar kejadian hidupnya selalu dirundung susah.  Ada juga yang menyanyikan lagu kerinduannya pada kawan lama dan  berujung pada perceraian dan menikah kembali dengan kawan lama.  Na’udzubiillah, ini sebuah kenyataan  akibat kata-kata.
Mungkin inilah rahasia sabda Rasulullah yang menegaskan bahwa kata-kata adalah cerminan iman seseorang : ''Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia mengucapkan kata-kata baik atau diam.''  Atau hadits lain yang melarang untuk marah-marah karena marah akan berakibat pada kenistaan : “ Janganlah kau  marah maka bagi mu surga”.  Atau sebuah firman Allah yang sangat kita kenal : ''Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada kedua orang tua perkataan ''ah' dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.'' (QS Al-Isra': 23).  Sebuah gambaran betapa dahsyatnya pengaruh kata-kata orang tua kepada anaknya.  Jangan samapai orang tua tersakiti sehingga berkata ah saja jangan samapi.  Murkanya orang tua akibat kata-kata sakit dari anaknya sungguh berbahaya terhadap kehidupan anaka di dunia dan bahkan di akherat.